oleh

Azis Syamsuddin Berikan Beberapa Catatan Terkait Rencana Pembukaan Ruang Publik

JAKARTA, SIN.co.id – Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin mendukung pernyataan Presiden Joko Widodo bahwa penyebaran Covid-19 masih belum dapat dikendalikan di semua provinsi. Maka rencana pembukaan ruang publik seperti tempat ibadah, aktivitas ekonomi, maupun pembukaan sekolah harus melalui tahapan-tahapan yang ketat.

“Tentu saja semua tahapan didasarkan pada data-data keilmuan yang ketat. Sebelum pembukaan ruang publik ditetapkan, kunci awalnya adanya ketersediaan vaksin dan memberikan pemahaman kepada publik manfaat dari vaksin itu sendiri,” terang Azis Syamsuddin dalam keterangan resminya, Kamis (3/12/2020).

Azis Syamsuddin juga berhadap, pembukaan ruang publik tetap mengacu pada protokol kesehatan (Prokes) sebagai landasan new normal di tengah sebaran wabah yang belum mereda.

Baca Juga  BNPT, KPTIK, dan FORMAS Sukses Gelar JKM di Universitas Warmadewa

“Dengan mengedepankan prokes, kita meyakin semua aktivitas akan berjalan sesuai dengan harapan. Ini tidak terpas dari disiplin serta punishment sebagai rambu dari penerapannya,” jelas Azis Syamsuddin.

Selain Prokes, pemberian vaksin secara massal dan bertahap, DPR mendorong pemerintah untuk terus telah mengupayakan testing atau pemeriksaan, tracing atau penelusuran dan treatment,” jelasnya.

Kondisi ini juga harus diimbangi dengan menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan dan mengedukasi masyarakat tentang perlunya disiplin menerapkan protokol kesehatan.

Azis Syamsuddin yakin, dengan adanya ketersediaan vaksin, dan diimbangin dengan penerapan prokes, apa yang dilakukan Pemerintah seperti menggelontorkan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2020 sebesar Rp695,2 triliun akan membuahkan hasil maksimal.

Baca Juga  Teroris Bermain di Lingkaran Narkoba, Azis Syamsuddin: Tindak Tegas Jangan Ragu!

Terlebih, dengan alokasi paling besar salah satunya untuk perlindungan sosial mencapai Rp234 triliun akan terserap dengan arah dan tujuan.

“Karena hakikatnya, alokasi perlindungan sosial itu diharapkan mendorong daya beli masyarakat utamanya pendapatan menengah ke bawah,” urai Wakil Rakyat dari Dapil Lampung II itu.

Azis mengakui, meski telah banyak masyarakat yang menerapkan protokol, pemerintah masih mencatat penambahan kasus COVID-19 cukup banyak, rata-rata antara 4-5 ribu orang setiap hari.

Selain penambahan kasus, jumlah korban meninggal akibat COVID-19 dari kalangan masyarakat juga cukup tinggi dengan rata-rata per hari sekitar 100-160 orang. Sementara dokter dan tenaga medis yang meninggal akibat COVID-19 juga tercatat sudah mencapai sekitar 290 ribu.

Baca Juga  Ciptakan Sejarah, Garuda Tundukkan Korsel dan Lolos ke Semifinal

“Dari beberapa catatan yang saya rangkum, hampir 290 dokter dan peramedis meninggal gara-gara mereka berjuang untuk menyembuhkan orang-orang yang terlanjur sakit tadi. Bayangkan betapa mengerikannya hal ini,” urai Azis Syamsuddin.

Artinya, lanjut politisi Partai Golkar itu, penerapan protokol kesehatan saja tidak cukup. “Upaya pencegahan harus juga didukung dengan vaksinasi. Vaksinasi merupakan cara yang efektif dan efisien untuk mengendalikan penyebaran kasus COVID-19,” pungkas Azis Syamsuddin. (ful/scio)

Komentar

News Feed