SIN – Resesi Ekonomi yang akan dialami perekonomian Indonesia akibat dampak covid bukanlah hal yang buruk bagi masa depan perekonomian Indonesia. Justru resesi akan bagus untuk perekonomian. Ini disampaikan Ketua Umum FSP BUMN Bersatu Arief Poyuono.
”Kriteria Resesi ekonomi yang dialami sebuah negara berarti ada pertumbuhan negatif dalam PDB di suatu negara selama dua kuartal berturut-turut,” terang mantan Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra itu, Jumat (25/9).
Di mana, pertumbuhan Indonesia Indonesia kuartal II sudah minus 5,32 persen dan kuartal III diprediksi juga tetap pertumbuhan ekonomi juga minus 2,9 persen
”Dampaknya selama resesi orang kehilangan pekerjaan, perusahaan bangkrut, kredit macet diperbankan dan pemerintah mengalami defisit tetapi efek ini tidak lebih besar daripada efek positif dari resesi tersebut,” kata dia.
Apalagi meski terjadi kontraksi ekonomi yang dalam, tapi masih lebih baik dibandingkan dengan negara lainnya. Banyak negara yang bahkan sudah masuk ke jurang resesi pada kuartal II lalu.
Resesi baik untuk perekonomian nasional karena selama resesi akan terjadi seleksi lingkungan perekonomian sebuah negara di mana perusahaan yang dijalankan secara benar dan sehat akan bisa bertahan tetapi perusahaan yang beroperasi tidak sehat dan dengan demikian berisiko.
”Sekarang harus mengurangi pengeluaran mereka dan menjadi sehat untuk bertahan hidup. Dengan demikian persaingan menjadi adil kembali dan ini akan menguntungkan perusahaan yang selama ini sudah beroperasi secara sehat dan efisien,” jelasnya.
Dengan adanya resesi akibat dampak covid maka Perusahaan-perusahaan akan berinvestasi dalam teknologi baru dan memperluas operasi mereka karena menjadi lebih murah.
Perusahaan yang kuat sekarang dapat mengambil alih perusahaan yang dijalankan tidak sehat, yang mengambil risiko, dengan harga yang jauh lebih rendah seperti sebelumnya.
”Nah dengan cara ini beberapa karyawan di perusahaan yang berisiko dapat terus bekerja dan berada di perusahaan yang lebih aman,” jelasnya.
Perusahaan yang sehat juga akan mendapat keuntungan dari kenyataan bahwa harga akan turun, misalnya biaya iklan akan turun, karena perusahaan yang tidak sehat harus mengurangi pengeluarannya.
Oleh karena itu, perusahaan yang sehat akan tumbuh lebih jauh dan mampu menawarkan pekerjaan yang lebih aman bagi para pengangguran.
Alasan lain mengapa resesi baik untuk perekonomian adalah bahwa perusahaan yang beroperasi secara tidak efisien harus mengubah metode operasinya.
Karyawan yang tidak melakukan pekerjaan dengan baik akan digantikan oleh karyawan yang lebih berkualitas. Oleh karena itu, karyawan mulai berinvestasi pada diri mereka sendiri dengan melatih kembali diri mereka sendiri untuk pekerjaan mereka saat ini atau untuk pekerjaan yang sama sekali berbeda.
Para pekerja akan melatih diri mereka kembali pada pekerjaan di pasar yang sedang berkembang, dan di kebanyakan pasar yang inovatif.
Karena di pasar ini ada masa depan sementara di pekerjaan lama mereka tidak ada.
Ini berarti pasar inovatif yang berkembang ini akan memiliki akses ke karyawan yang lebih berkualitas yang akan menguntungkan perusahaan karena ada lebih banyak pengetahuan dan juga akan menguntungkan karyawan dalam jangka panjang karena masa depan karyawan akan lebih terjamin.
”Selama resesi, masyarakat ekonomi menengah dan atas akan lebih irit dan akan menabung lebih banyak dibandingkan tahun-tahun di mana ada pertumbuhan ekonomi,” terangnya.
Ini berdampak positif bahwa akan ada pengurangan hutang yang signifikan akibat kredit konsumtif dan lebih banyak uang tersedia untuk investasi.
Ini berarti perbankan akan memiliki lebih banyak uang yang tersedia untuk investasi tetapi karena resesi mereka akan lebih berhati-hati untuk berinvestasi.
Ketika bank lebih berhati-hati dalam berinvestasi di suatu perusahaan maka akan ada tuntutan yang lebih ketat bagi pengusaha untuk memulai usahanya secara sehat agar bisa mendapatkan pinjaman, sehingga peluang untuk memulai usaha akan memiliki peluang sukses yang jauh lebih besar.
Akibat lain dari fakta bahwa perusahaan akan menjadi lebih berhati-hati dalam membelanjakan uang dimana harga akan turun kembali ke harga yang wajar.
”Misalnya harga minyak dunia telah tumbuh sampai harga $ 120 disaat terjadu pertumbuhan ekonomi dunia dan china dan beberapa negara, dan selama terjasu resesi harga ini turun menjadi $ 35 USD , dan kemudian stabil pada harga sekitar $ 45 USD,” jelasnya.
Memang akan banyak kelompok oposisi dan ekonom pengkritik kepada pemerintahan Joko Widodo dan mengatakan bahwa selama resesi orang akan kehilangan pekerjaan mereka, perusahaan akan bangkrut dan resesi menunjukan kegagalan presiden jokowi dalam mengelola perekonomian saat covid.
Tapi ini semua hanyalah konsekuensi jangka pendek dan akan membantu menuju ekonomi yang lebih sehat dengan perusahaan yang beroperasi dengan cara yang aman untuk masa depan mereka dan juga untuk pelanggan mereka.
Kritikus juga berpendapat bahwa lebih sulit untuk mendapatkan pinjaman karena bank lebih berhati-hati, tetapi ini sebenarnya adalah hal yang baik orang tidak lagi dapat meminjamkan uang untuk kemewahan yang sebenarnya tidak mampu mereka beli.
Ini juga berlaku untuk pengusaha yang membutuhkan uang untuk memulai bisnis mereka sendiri, bank akan lebih kritis melihat pengajuan pinjaman kredit corporasi.
Dimana selama terjadi pertumbuhan ekonomi banyak bank bank milik BUMN ataupun swasta yang jor joran mengucurkan kreditnya dan malah banyak juga dugaan kredit fiktif terutama di bank bank milik BUMN.
Banyak perusahaan lebih sukses didirikan selama resesi. Hal ini didukung oleh fakta bahwa setengah dari 500 perusahaan teratas di Amerika Serikat didirikan selama resesi, perusahaan seperti Hewlett-Packard, General Electric dll.
Dan yang paling penting dengan terjadi resesi terhadap perekonomian nasional hanya akan berefek jangka pendek terhadap kondisi perekonomian kita dan itu juga lebih terjadi di sektor ekonomi formal dan akan ada efek positifnya dalam jangka panjang.
”Selama resesi ada peluang investasi dan inovasi baru yang akan menguntungkan perekonomian dengan bisnis baru yang sehat dan akan menyediakan lapangan kerja untuk masa depan,” pungkasnya.
Sumber: Siberindo.com
Komentar