oleh

6 Jurnalis Perempuan Muda Ikuti Workshop Fellowship PPMN- Unesco

SIN – Sebanyak 6 jurnalis perempuan muda yang tergabung dalam Kelompok Perempuan Penyelamat Situs Warisan Dunia (KPPSWD), mengikuti Workshop Peningkatan Kapasitas Jurnalis Warga dalam Melakukan Peliputan Antisipasi Dampak Covid-19. Workshop yang digagas Betty Herlina, penerima fellowship Jurnalis Perempuan PPMN- Unesco tahun 2020, berlangsung selama dua hariyakni, Jumat (11/9/2020) hingga Sabtu (12/9/2020).

“Workshop ini bertujuan untuk membuka akses informasi antisipasi dampak Covid- 19 bagi perempuan di 10 Desa Penyangga Situs Warisan Dunia. Selama ini Umumnya informasi yang diterima sebatas pada angka isu kematian. Hasil rapid test reaktif atau unreaktif. Padahal banyak informasi lain yang belum tersampaikan. Khususnya mengenai dampak pandemi ini dalam segala lini kehidupan,” ungkap Betty.

Pandemi Covid-19 diketahui memberikan dampak yang luas dalam kehidupan. Di bidang pertanian misalnya, masyarakat di perkotaan mulai mengikuti trend urban farming, sebagai akibat berlakunya Work From Home (WFH).
Ini jelas memberikan dampak bagi perempuan di Rejang Lebong yang diketahui mayoritas mengandalkan hidup dari sektor pertanian. Mulai dari anjloknya harga hasil pertanian akibat “gagal”nya pemasaran, sebagai dampak pembatasan sejumlah aktivitas. Hingga hasil pertanian yang terbuang percuma, akibat minimnya pengetahuan bagaimana mengolah hasil pertanian hingga memiliki nilai ekonomis yang tinggi.

Baca Juga  Ibrahimovic Tinggal Semusim Lagi Di San Siro

“Pandemi Covid-19 berimbas perubahan perilaku manusia, tidak hanya lokal namun global termasuk perubahan kebijakan. Ini harus diketahui perempuan. Kita ingin menginformasikan hal-hal yang harus dilakukan perempuan untuk mengantisipasi dampak Covid-19. Khususnya dibidang pertanian dan lingkungan. Kenapa perempuan? Karena perempuan adalah kelompok yang paling terdampak dalam pandemi ini ,” imbuhnya.

Enam jurnalis perempuan muda yakni, Rika Nofrianti, S, Rike Vevri Dwiyani, Yuni Karlina Kusnandar dan Yunita. Serta Wahyuni Saputri dan Intan Yones Astika. Partisipan mendapatkan materi dari sejumlah pembicara yang kompeten dibidangnya. Diantaranya dosen Universitas Bengkulu, Yansen, S.Hut, M.App, Ph. D. Ia menyampaikan materi terkait ekologi, perempuan dan Covid-19. Ada juga, Tuti Tutuarima, STP, M.Si yang menyampaikan materi tentang media dan inovasi petani saat pandemi. Terakhir, partisipan mendapatkan materi dari jurnalis sekaligus penggiat lingkungan, Dedek Hendry, terkait penyusunan outline liputan.

Baca Juga  Sosok Pemberi Pitutur Luhur,Ki Seno Nugroho

“Nantinya hasil liputan partisipan akan kita tayangkan dalam bentuk majalah dinding (mading) yang akan kita sebar ke 10 desa,” lanjut Betty.

Ada 10 desa yang menjadi sasaran penyebaran Media Edukasi Covid- 19. Yakni lima desa di Kecamatan Bermani Ulu Rayam meliputi Desa Pal 7, Desa Pal 8, Desa Tebat Tenong Luar, Desa Bangun Jaya dan Desa Babakan Baru. Kemudian, 5 desa di Kecamatan Selupu Rejang. Yakni, Desa Air Duku, Desa Sambirejo, Desa Sumber Bening, Desa Karang Jaya dan Desa Mojorejo.

Baca Juga  Dodi Reza Alex Noerdin, Media Siber Berperan Penting Dalam Sosialisasi Program Pemerintah

Untuk diketahui ada 5 jurnalis perempuan di Indonesia yang mendapatkan program fellowship Jurnalis Perempuan PPMN- Unesco tahun 2020. Yakni Betty Herlina (Rakyat Bengkulu- Bengkulu), Sry Lestari (Kamsoskom.com- Sumatera Utara), Irma Hafni (Aceh), Hiswita Pangau (SuaraTifa Papua- Papua) dan Bekti Suryani (Harian Jogya- Yogyakarta). Kelima jurnalis perempuan ini merupakan alumni dari program Citradaya Nita yang digagas Pusat Pengembangan Media Nusantara (PPMN) sejak tahun 2016.

 

sumber : siberindo.com

Komentar

News Feed