oleh

Buku Adat Dan Tradisi Suku Dayak Tamambalo Hasil Karya Dari Perbatasan

PUTUSSIBAU – Desa Ulak Puak, Desa Yang berada di Kecamatan Embaloh Hulu daerah perbatasan Indonesia-Malaysia wilayah Kapuas Hulu Kalimantan Barat meluncurkan buku perdana Tentang adat dan tradisi Suku Dayak Tamambalo.

”Kami membuat buku itu agar generasi muda tahu adat istiadat dan tradisinya sendiri, dengan harapan anak muda saat ini bisa turut serta melestarikan peninggalan nenek moyang suku Dayak Tamambalo yang selama ini hanya secara lisan,” kata Angela Kasian Yang Merupakan salah satu penulis buku Adat dan Tradisi Dayak Tamambalo. Ia menyampaikan hal itu kepada Antara, di Putussibau ibu kota Kabupaten Kapuas Hulu, Rabu (17/3/2021).

Angela Sampaikan, buku itu mengangkat tentang kehidupan adat dan tradisi Dayak Tamambalo khususnya di Desa Ulak Pauk.

Salah satu judul yang ada dalam buku Adat dan Tradisi yaitu ”Ipalaloang adat tu, anyap bea asannu” yang artinya “Sepelekan adatmu, hilang identitas mu”.

Menurutnya, sejak ratusan tahun masyarakat adat Dayak Tamambalo hidup dengan adat dan tradisi peninggalan nenek moyang hanya bercerita mulut ke mulut dan dilakukan sesuai kebudayaan.

Dengan adanya buku Adat dan Tradisi Dayak Tamambalo ini tidak hanya mendengar kisahnya secara lisan, namun tertulis agar bisa dilestarikan oleh generasi mendatang.

Baca Juga  Hari Kopi Sedunia, Nikmati Kopi Gratis di Pasar Kliwon Temanggung

”Dalam menulis buku itu kami ada tim, dengan diperkuat berbagai sumber berkompeten seperti Temenggung, tokoh adat, tetua-tetua kampung dan sejumlah pihak lainnya,” ungkap Angela.

Disebutkan oleh Angela, untuk proses pembuatan buku itu dibiayai dana desa sebesar Rp13 juta.

Kepala Desa Ulak Pauk Aloysius Sukarno mengatakan adat dan tradisi Dayak Tamambalo sangat penting untuk dituangkan dalam sebuah tulisan, karena perkembangan zaman agar jangan sampai adat dan tradisi terkikis zaman.

Baca Juga  Wah! Cable Car Akan Hadir di Danau Maninjau

“Nenek moyang kami dulu sangat kental adat dan tradisi, namun kondisi saat ini banyak tradisi terlupakan, makanya kami sepakat untuk menuangkan adat dan tradisi peninggalan nenek moyang kami ke dalam buku, agar bisa diingat dan dilestarikan generasi mendatang,” kata Sukarno.

Sukarno mengatakan, untuk saat ini buku tersebut dicetak 100 eksemplar dengan harapan terus dikembangkan serta menjadi dasar bagi generasi Suku Dayak Tamambalo dalam melaksanakan dan menjalani adat dan tradisi peninggalan nenek moyang. (*/cr7)

 

Sumber: siberindo.co

Komentar

News Feed