LAMONGAN – Mitos dan pantangan – pantangan pasti ada di berbagai tempat. Setiap gunung dan hutan yang terserbar di seluruh nusantara pasti memiliki mitor dan pantangannya masing – masing. Gunung Pegat, mendengar namanya sudah tentu sebisa mungkin akan dihindari oleh banyak pasangan suami istri. Dan Pegat dalam Bahasa Jawa berarti putus.
Gunung yang berada di kawasan Karangkembang, Babat, Lamongan, Jawa Timur, tersebut ternyata banyak menyimpan berbagai cerita unik.
Gunung Pegat Selain dikenal keindahannya, juga menyita perhatian masyarakat. Gunung ini dikenal memiliki mitos yang dipercaya warga setempat hingga saat ini.
Berikut ini penuturan dari salah satu tokoh masyarakat, Makin (55) warga sekitar lokasi Gunung Pegat.
Dia berkata, setiap iring-iringan pengantin yang melewati kawasan gunung pegat sejauh ini harus melepaskan sepasang ayam.
”Sampai sekarang banyak masyarakat yang percaya mitos tersebut. Namun itu tergantung pada sugesti masing-masing pasangan. Entah itu pasangan dari luar daerah atau orang Lamongan itu sendiri,” ujar Makin.
Dia juga mengungkapkan, sebagian iring-iringan pasangan pengantin bahkan ada yang rela melewati jalan alternatif dengan cara memutar lewat jalan Bojonegoro dan Lamongan kota agar tidak melalui kawasan Gunung Pegat.
”Memang cukup jauh, namun itu sebagai antisipasi agar tidak sampai melalui jalan tersebut. Banyak yang melakukan hal demikian agar pasangan pengantin bisa terhindar serta dijauhkan dari perceraian,” ungkap Makin.
Pengamat dan Pemerhati Budaya Lamongan Supriyo berkata, sepengetahuannya di sekitaran kawasan Gunung Pegat memang memiliki potensi budaya kepurbakalaan yang cukup tua.
”Disekitar Desa Pucakwangi ditemukan prasasti batu yang diduga berasal dari masa Jenggala (anak Airlangga) juga jejak perkampungan kuno disekitar sendang,” tutur Cak Priyo panggilan akrabnya, Selasa (16/4/2021).
Berdasarkan Cak Priyo, di Desa Kradenan Rejo banyak ditemukan Peninggalan Nekara ( Peninggalan Seni Budaya) berasal dari masa Prasejarah pada Zaman Perunggu.
”Mengenai adanya mitos iring-iringan pasangan pengantin yang melewati kawasan Gunung Pegat harus melepas ayam, saya juga mengetahui budaya tersebut,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, sepertinya mitos yang dipercaya oleh banyak masyarakat disana hingga kini berasal dari peristiwa yang sangat jauh di era Jenggala dan Panjalu (Kediri).
”Dua kerajaan hasil pembelahan kerajaan Kahuripan atau Medang masa Erlangga. Dua kerajaan tersebut selalu berkonflik. Mitos itu sepertinya berhubungan dengan kisah kuno mengenai konflik tersebut,” Ungkapnya Lagi. (*/cr7)
Sumber: siberindo.co
Komentar