Jakarta – Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi masih menambah kantor perdagangan di China atau Afrika. Pembukaan kantor perdagangan ini dalam meningkatkan kinerja ekspor nasional.
China menjadi negara tujuan utama ekspor Indonesia, disusul oleh Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara lainnya seperti Jepang, India, Malaysia, Singapura, Korea Selatan, Thailand, Belanda, dan Taiwan.
“Dari 10 negara tujuan ekspor kita, kalau kita lihat adalah Tiongkok masih menjadi destinasi utama kita,” kata dia dalam video conference, Jumat (16/4/2021).
Degan China, neraca perdagangan Indonesia tercatat masih defisit US$ 0,16 miliar atau US$ 160 juta hingga Maret 2020. Defisit tersebut tercatat menurun drastis akibat ekspor produk besi dan baja ke negeri Tirai Bambu mengalami peningkatan signifikan.
Amerika Serikat, Lutfi mengungkapkan Indonesia masih surplus yaitu sekitar US$ 1,19 miliar. Namun, masih bagusnya kondisi neraca perdagangan Indonesia kepada dua negara ini menjadi pertimbangan pemerintah dalam meningkatkan kinerja ekspor nasional ke depannya.
Peningkatan ekspor di tengah perang dagang antara China dengan AS menjadi hal yang sensitif. Oleh karenanya, pemerintah, dikatakan Lutfi sedang mempertimbangkan melebarkan ekspor ke pasar non tradisional seperti Afrika.
“Saya baru selesai membahas strategi ekspor ke depan, karena menjual ke China sensitif, kita buka pasar tradisional, Afrika menjadi penting, di Afrika Barat dengan 16 negara dengan ekonomi terbesar Nigeria adalah penting, apakah kita akan penetrasi pasar Tiongkok, atau membuka kantor perdagangan di Afrika,” ujarnya.
“Jadi pertimbangan penting, kita juga mempunyai kendala, ruang, dan waktu, sedang mencari titik imbangnya,” tambahnya. (*/cr9)
Sumber : finance.detik.com