oleh

Dapat Pengaruhi Perkembangan Siswa, Hentikan Bulying Dilingkungan Sekolah

Direktur Sekolah Menengah Pertama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Mulyatsyah menerangkan pentingnya peran guru dalam mencegah kasus perundungan atau bullying di lingkungan sekolah dan dampak bullying kepada perkembangan siswa.

“Guru merupakan garda terdepan untuk menghentikan perundungan. Saya berharap perundungan di lingkungan SMP seluruh Indonesia bisa dihentikan,” kata Mulyatsyah seperti dikutip dari laman Direktorat SMP Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Sabtu (17/4/2021).

Menurut Mulyatsyah, guru perlu bekerjasama dengan orangtua dan masyarakat untuk menghindari kasus-kasus serupa di sekolah. Banyak dampak bullying yang terjadi, baik dari sosial maupun psikologis yang nantinya akan membekas dalam diri siswa.

“Hal ini akan menghambat perkembangan anak dari sisi sosial maupun dari pengembangan karakter,” tutur Mulyatsyah.

Kasus bully selama pandemi masih tinggi

Baca Juga  Ajari Anak Mengasah Kreavitas dan Berimajinasi Dengan Menggambar

Angka kasus perundungan atau bullying selama pandemi Covid-19 masih cukup tinggi.

Dari permasalahan ini, Direktorat SMP perlu mengkampanyekan gerakan stop perundungan. Dalam hal ini, Bidang Peserta Didik Direktorat SMP mengadakan webinar bertajuk ‘Hentikan Perundungan! Tetap Asyik Tanpa Mengusik’.

Dalam acara ini, Direktorat SMP berkolaborasi dengan UNICEF dan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A).

Turut hadir sebagai narasumber yaitu Fanny Lara Ambadar, Derry Ulum, Poppy Dewi Puspitawati, Vitria Lazzarini.

Widyaprada Ahli Utama Kemendikbud, Poppy Dewi Puspitawati mengatakan, pentingnya pendidikan karakter di sekolah serta contoh implementasinya di lingkungan sekolah sesuai dengan Perpres Nomor 87 Tahun 2017.

“Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) bertujuan untuk menekan kasus perundungan di seluruh Indonesia dan harus dilakukan secara komprehensif oleh semua pihak,” terang Poppi.

Baca Juga  Dinas Pendidikan Kota Salatiga Sambut Baik Pembelajaran Tatap Muka Secara Terbatas

Para guru harus mengintegrasikan PPK melalui proses pembelajaran di kelas. Ada juga PPK berbasis budaya sekolah dengan melakukan pembiasaan nilai-nilai utama dalam keseharian sekolah.

Selain itu, guru harus memberikan contoh bagaimana bertenggang rasa dan menghargai perbedaan.

Maraknya cyber bullying

Perwakilan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Vitria Lazzarini menyampaikan, fenomena cyber bullying.

Vitria menyampaikan, mengenai definisi cyber bullying, ragam perilaku, dampak cyber bullying dan cara pencegahannya.

“Cyber bullying prevalensinya cukup tinggi yaitu 45 persen, artinya ini suatu permasalahan yang tidak bisa disepelekan karena bisa terjadi kepada siapa saja, kapan saja, bahkan lintas ruang dan waktu,” tandas Vitria.

Menurut Vitria, cyber bullying yang awalnya terjadi di dunia maya sangat berpotensi terjadi di dunia nyata.

Baca Juga  PROF. MOERMAHADI: IBIK Bogor Bertransformasi Untuk Mengembangkan Kompetensi Anak Negeri

Sebisa mungkin, baik orangtua maupun guru atau orang dewasa lainnya bisa mengajarkan siswa tentang etika penggunaan sosial media.

Korban bullying perlu lakukan trauma healing

Fanny Lara Ambadar selaku Life Coach mengungkapkan, jenis trauma healing untuk korban perundungan.

Ada 5 jenis trauma healing atau luka emosional, serta langkah-langkah untuk mendukung pemulihan psikis korban bullying.

“Beberapa langkah penyembuhan trauma healing emosional dengan cara mengajarkan empati diri dan validasi diri, memberikan pandangan yang seimbang mengenai sesama, dan dengan mengajarkan tentang nilai kehidupan yang positif dan meningkatkan harga diri,” beber Fanny.

Melalui acara ini, Direktorat SMP berharap agar para guru, pemangku kepentingan dan para pemirsa dapat memberikan perhatian lebih terkait kasus bullying di sekolah. (*/cr2)

News Feed