Pemerintah melakukan pertemuan dengan para pihak terkait yang bertujuan untuk membahas upaya kerjasama beberapa stakeholders terkait perkembangan jahe merah yang saat ini dikembangkan oleh Kabupaten Ngada, pada Kamis (22/4) oleh Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Hortikultura Yuli Sri Wilanti.
Kerjasama yang dibangun untuk memberdayakan masyarakat dan meningkatkan perekonomian daerah tersebut sesuai dengan pernyataan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto beberapa waktu lalu bahwa Pemerintah mendorong sektor perekonomian masyarakat di setiap daerah untuk menggenjot perekonomian di wilayah tersebut.
Dalam pertemuan kerjasama itu, Bupati Ngada Andreas Paru menyatakan bahwa Kabupaten Ngada siap memproduksi jahe merah dengan produktivitas tinggi mencapai 20 ton/hektar. Saat ini telah dikembangkan jahe merah di lahan seluas 8 hektar dan secara bertahap akan diperluas hingga 100 hektar. APBD pun sudah dialokasikan untuk mendukung jahe merah.
Sementara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian ingin memastikan bahwa produksi jahe merah ini nantinya dapat terserap pasar. Oleh karenanya, diinisiasi kerjasama kemitraan dengan offtaker jahe merah yaitu PT Bintang Toedjoe.
“Permasalahan utama dalam pengembangan komoditas hortikultura adalah pemasaran hasil. Untuk itu perlu dicarikan solusi melalui kerjasama kemitraan dengan offtaker yang mampu menyerap hasil petani secara berkelanjutan,” kata Yuli Sri Wilanti.
PT Bintang Toedjoe sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang farmasi membutuhkan jahe merah dalam jumlah yang terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2020, kebutuhan jahe merah mencapai 600 ton/tahun dan tahun ini diperkirakan akan semakin meningkat. PT Bintang Toedjoe masih membutuhkan jahe merah dari berbagai daerah, namun tidak semua jahe merah dapat diterima.
Menurut Head of Business Development PT Bintang Toedjoe Sari Pramadiyanti terdapat beberapa kriteria jahe merah yang dipersyaratkan, diantaranya jahe merah ditanam di ketinggian sekitar 300-700 mdpl, produktivitas 1 ton benih menghasilkan panen 10- 12 ton, dan dukungan fasilitas handling pasca panen di sekitar lokasi kebun serta persyaratan lainnya. (*/cr7)
Sumber: ekon.go.id