oleh

Menkes Sebut Perebutan Vaksin COVID-19 Di Dunia Makin Keras

Jakarta – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan saat ini kompetisi mendapatkan vaksin COVID-19 semakin keras di tingkat global dan Indonesia memiliki sumber pasokan pengadaan vaksin COVID-19 yang aman terjaga.

Pada Minggu (18/4), China melalui perusahaan farmasi Sinovac Biotech Ltd mengirimkan bahan baku vaksin (bulk) sebanyak enam juta bulk sebagai bagian pengiriman 140 juta bulk. Pengiriman itu merupakan kedatangan tahap kedelapan vaksin COVID-19 di Indonesia. Bahan baku vaksin itu akan diolah PT Bio Farma Persero menjadi vaksin jadi.

“Pengirimannya datang kemarin itu 6 juta bahan baku. Itu akan jadi 80 persen-nya atu 4,8 juta satu bulan kemudian di bulan Mei. Jadi kita sekarang walau agak rem karena memang ada hambatan untuk yang AstraZeneca, tapi alhamdulillah yang China masih masuk. Sehingga April ini insyaAllah harusnya terpenuhi. Dan kita juga sudah menyiapkannya untuk bulan Mei,” kata Budi.

“Memang sekarang di seluruh dunia rebutan vaksin itu semakin keras. Alhamdulillah Indonesia itu sumber vaksinnya ada empat,” kata Budi di Galeri Nasional, Jakarta, sebagaimana disiarkan langsung oleh Sekretariat Presiden, Senin.

Baca Juga  Pandemi di Kampung Mahasiswi Lebih Terasa, silahkan coba datang !!!!

Empat sumber pengadaan vaksin bagi Indonesia itu adalah produsen dari China, Inggris, Amerika Serikat dan Jerman-Amerika Serikat. Dengan demikian, jika ada salah satu pasokan terganggu, Indonesia dapat mengandalkan sumber pasokan lainnya.

“Nah, salah satu yang lancar ini dari China. Jadi rutin mereka memang setiap dua minggu itu ada pengiriman,” ujar Menkes.

Baca Juga  Emirates Skycargo Telah Mengangkut Lebih Dari 220 Ton Vaksin COVID-19

Sebelumnya pada Maret lalu sebanyak 16 juta bulk vaksin virus corona dari Sinovac tiba di Indonesia, Kamis (25/3) siang. Kedatangan vaksin saat itu tercatat sebagai penerimaan vaksin tahap ketujuh.

Dengan kedatangan bahan baku vaksin itu, total bahan baku vaksin buatan Sinovach hingga pengiriman tahap ketujuh atau akhir Maret 2021 sebanyak 53,5 juta bahan baku. (*/cr5)

Sumber: antaranews.com

News Feed