Hasil survei mengenai pendidikan perempuan yang dilakukan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) pada 2016, rata-rata perempuan hanya mendapat pendidikan sampai kelas 2 sekolah menengah pertama (SMP).
Dari data yang didapat Badan Pusat Statistik (BPS) 2019 bahwa angka pada perempuan lebih rendah dari laki-laki dengan berada di angka 94,33 persen, sedangkan laki-laki 97,48 persen.
Melihat dari data tersebut, kesadaran untuk memperluas kesempatan pendidikan bagi perempuan perlu ditingkatkan kembali.
Hal itu memiliki dampak positif yang cukup signifikan, seperti mengurangi kesenjangan hingga mengakhiri kemiskinan, bagi masyarakat dan bangsa Indonesia sendiri.
Perempuan tak mendapat sambutan hangat ketika memilih menuntaskan pendidikan wajib belajar dua belas tahun.
Pendidikan anak perempuan harus sejajar, sama rata dengan pendidikan anak laki-laki. Pendidikan tidak mengenal jenis kelamin. Pendidikan itu universal.
Pendidikan diperuntukkan untuk siapa saja, diberikan kepada semua orang tanpa melihat jenis kelamin, suku, agama, bangsa, dan negara.
(*/cr2)
