oleh

Kawasan Kota Tua Makassar Jadi Barometer dalam Perkembangan Destinasi Wisata

MAKASSAR – Upaya dalam rangka menjejaki aset sejarah kawasan dan bangunan sebagai tahap awal dalam penetapan kota-kota tua di Kota Makassar. Pasalnya hingga saat ini, sebagian besar aset tersebut sangat minim perlindungan.

Pemerintah Kota Makassar melalui Dinas Kebudayaan menggelar Focus Group Discussion (FGD) membahas kota tua Makassar yang digelar di Fort Rotterdam, Selasa, (6/4/2021).

Plt Kepala Dinas Kebudayaan Kota Makassar Herfida Attas mengatakan, prospek kota tua di Kota Makassar sangat menjanjikan sebagai salah satu wisata andalan kota, sehingga bangunan-bangunan tersebut perlu dijejaki dan dilindungi.

Baca Juga  Menparekraf Minta Genose Ada di Setiap Destinasi Wisata

“Pengelolaan cagar budaya ini sebagai investasi sepanjang masa harus menjadi perhatian kita semua, khususnya dalam upaya menetapkan kawasan zonasi kota tua dan kota pusaka dunia yang hingga saat ini belum ditetapkan,” katanya.

Hal ini juga sebagai upaya tindak lanjut UU Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Dimana perlindungan adalah upaya mencegah dan menanggulangi dari kerusakan, kehancuran atau kemusnahan. Sehingga hal ini memerlukan sinergitas yang baik antara eksekutif dan legislatif.

Baca Juga  Sejumlah Destinasi Wisata di Sleman Terapkan Tiket Elektronik

“Oleh karena itu zonasi dipahami sebagai penentuan batas-batas keruangan situs cagar budaya sesuai dengan kebutuhan, sehingga ini sangat penting sebagai bentuk perlindungan cagar budaya,” katanya.

Kepala Bidang (Kabid) Kebudaya Abd Rakhman Kuba sekaligus ketua panitia kegiatan mengharapkan seluruh pihak agar mendukung upaya ini. Upaya FGD tersebut bertujuan untuk menyusun konsep awal perencanaan penentuan lokasi kawasan zonasi kota tua Makassar sebagai kota pusaka dunia.

Baca Juga  Kapal Tanker MT Gas Walio Siap Berlayar ke Singapura-Jepang

“Jadi ini yang akan menjadi barometer dalam perkembangan destinasi wisata mancanegara di ” tukasnya.

Kegiatan tersebut dihadiri langsung oleh puluhan sejarawan, budayawan, akademisi, lembaga pemerhati cagar budaya, arsitektur hingga legislatif. Hal ini sebagai bentuk upaya dukungan dalam mendorong Makassar sebagai kota budaya dunia.

“Ini untuk menjaring informasi sebanyak mungkin terkait tentang data-data tentang kota tua Makassar sebagai kota sejarah,” jelasnya. (*/cr1)

News Feed