oleh

Soal Demo Gubri, Budayawan Riau Ajak Kritik dengan Cara Bermartabat

SIN – Aksi demonstrasi dan kritikan keras dari kalangan mahasiswa maupun pemuda yang ditujukan kepada Gubernur Riau (Gubri) H Syamsuar ke Kejaksaan Tinggi Riau beberapa hari belakangan, mendapat tanggapan khusus dari H. A. Aris Abeba.

Menurut tokoh masyarakat sekaligus budayawan Riau ini, mengkritik kebijakan kepala daerah boleh saja. Tapi lakukanlah dengan cara-cara yang bermartabat atau cara orang kita Melayu.

‘’Jangan asal tuduh atau langsung mengatakan Gubri korupsi, tangkap, dan lain sebagainya. Ingat, yang berhak memvonis seseorang bersalah adalah hakim di pengadilan. Jadi, harus dibedakan antara mengkritik dan memvonis,” tegas Aris Abeba.

Di hadapan sejumlah media, Rabu (28/10/2020), alumni Pondok Pesantren Gontor dan UIN Sultan Syarif Qasim Riau ini mengatakan, mengkritik dengan cara-cara yang tidak pada tempatnya, bisa merugikan nama baik seorang.

Baca Juga  RUU Penanggulangan Bencana di Perpanjang

Apalagi, yang dikritik adalah orang nomor satu di tanah Melayu, yang belum tentu bersalah. Bagi kita orang Melayu, jelas Aris Abeba, “Raja adil raja disembah; Raja alim raja disanggah.”

Tapi ada cara-cara mengkritik yang santun dan tidak merusak nama baik. Karena pemimpin itu, didahulukan selangkah, ditinggikan seranting. Serahkan kepada yang berkompeten untuk menanganinya.

“Jika kita mencubit orang, jangan sampai orang dipermalukan atau merasa sakit di depan umum. Dalam adat Melayu, ada rasa dan periksa atau praduga tak bersalah,” tutur Aris Abeba.

Baca Juga  Forkompinda Kabupaten Tangerang, Gelar Jumpa Pers

Dia menyebutkan, Gubri juga memiliki beberapa pejabat ahli dan staf khusus yang menangani masalah hukum, termasuk yang berkaitan dengan komunikasi massa. Jadi bisa saja sanggahan atau kritikan itu, disampaikan atau didiskusikan kepada mereka.

Kepada Gubri Syamsuar, dia menyarankan agar memilih pejabat dan orang-orang yang cakap dan paham menerima dan menampung kritikan masyarakat.

“Gubri juga mesti  secara intens melakukan komunikasi dengan pihak-pihak yang mengkritisi kepemimpinannya. Bisa secara langsung atau melalui orang-orang yang mampu berkomunikasi,” beber Aris Abeba

Menanggapi aksi unjuk rasa sejumlah mahasiswa dan pemuda Riau kepada Gubri Syamsuar dan  Sekdaprov Riau Yan Pranajaya, menurutnya, tak ada yang salah dengan aksi itu.

Baca Juga  Kabinda Papua Meninggal Saat Baku Tembak Dengan KKB

Semua bisa dikomunikasikan. Sebab, ada pepatah yang menyebutkan, “Bulat air di pembuluh, bulat kata di mufakat.” Artinya, tak ada masalah yang tak bisa diselesaikan apabila dibicarakan dengan baik-baik.

“Apalagi, saya mendengar Pak Gubri Syamsuar juga punya tim yang bisa menjembatani antara satu pihak dan pihak lainnya,” tutur Aris Abeba.

Terakhir, dia mengimbau tim Gubri Syamsuar supaya pro-aktif dan menjembatani permasalahan yang menjadi tuntutan aksi-aksi demonstrasi. “Segeralah bergerak  menjembataninya, dan dicarikan apa akar masalahnya,” tutup Aris Abeba.

 

 

 

 

sumber : siberindo.co

Komentar

News Feed