oleh

Ketua DPRD Kota Bekasi Harap Pemkot Selesaikan Polemik Kegiatan Pengajian

SIN.CO.ID – Ketua DPRD Kota Bekasi, Sardi Effendi menanggapi polemik terkait kegiatan pengajian ustadzah PY di perumahan Dukuh Zamrud, Cimuning yang diprotes warga setempat.

Sardi Effendi mengatakan, dalam rangka memperingati hari kemerdekaan bangsa Indonesia agar menjaga kondusifitas. Sardi menekan kepada pemerintah Kota Bekasi bisa menyelesaikan setiap permasalahan yang terjadi di Kota Bekasi.

“Terkait kejadian itu sudah ada MUI, Kesbangpol dan Muspika agar menyelesaikan permasalahan tersebut,” ujar Sardi Effendi, di gedung DPRD, Rabu (13/8/2025).

Baca Juga  Dialog Nasional Memfokuskan Perhatian pada Kaum Marginal: "Keberpihakan Dimulai dengan Mendengarkan"

“Ini harus diselesaikan, karena mereka bagian dari masyarakat Kota Bekasi yang banyak hal telah dilakukan, sehingga kita sama-sama jaga kondusifitas,” tegasnya.

Sebelumnya, warga Perumahan Dukuh Zamrud, Cimuning, Mustikajaya, Kota Bekasi, menggeruduk rumah sekaligus tempat kegiatan keagamaan yang dikelola wanita berinisial PY atau yang kerap disapa Umi Cantik karena tidak memiliki izin.

Aksi ini berlangsung pada Minggu pagi, 10 Agustus 2025, dilakukan warga dengan membentangkan spanduk protes tepat di depan rumah berlantai dua berwarna hijau.

Baca Juga  Layak Jadi Pahlawan Nasional, Herman Yoseph Fernandez: Dari Guru Hingga Pahlawan

“Menurut RT dan RW, tidak ada izin lingkungan sama sekali untuk kegiatan yang dilakukan oleh PY,” kata dia.

Tokoh agama setempat, Abdul Halim 45 tahun, kepada wartawan, Senin, 11 Agustus 2025, membeberkan, aktivitas keagamaan ini telah berlangsung selama delapan tahun dan rutin digelar setiap akhir pekan, mulai pukul 05.00 hingga 12.00, dengan jumlah jemaah sekitar 70 orang.

Baca Juga  Ketua Badan Anggaran Tekankan Tidak Adanya Bagi-bagi Uang di Sumenep, Jawa Timur

Warga di lingkungan sekitar, resah karena aktivitas keagamaan PY cenderung tertutup. Selain itu, jemaah bersikap arogan sehingga mengganggu kenyamaman warga.

“Kegiatan yang dilakukan secara tertutup, di dalam rumah, dengan pagar terkunci. Ini memicu kecurigaan. Kedua, ada gangguan suara dari anjing. Ketiga, ada arogansi dari beberapa jamaah, seperti parkir sembarangan dan merusak tanaman warga,” ucap dia. (ADV)

 

News Feed