Inovasi yang digagas OPOP dan diapresiasi Wapres antara lain Program Samsat OPOP. Program tersebut sangat bermanfaat bagi masyarakat, Dewan Guru, wali santri, alumni dan masyarakat, agar tidak perlu repot ketika akan menunaikan kewajibannya membayar pajak kendaraan bermotor, karena kantor layanan samsat-nya sudah tersedia di Pondok Pesantren.
“OPOP Akademi ini bentuknya apa? Apakah vokasional atau yang lain?,” tanya Wapres kepada Sekretaris Tim Penguatan dan Pengembangan Program OPOP Jawa Timur, M. Ghofirin, di sela-sela kunjungan untuk Rakor Pengentasan Kemiskinan di Jatim dan peninjauan Kawasan Industri Halal Sidoarjo ‘Safe and Lock Halal Industrial Park’ di Sidoarjo, Kamis (30/9/2021).
“Saat ini, program peningkatan kesejahteraan masyarakat berbasis Pondok Pesantren melalui pemberdayaan santri, pesantren, dan alumni pondok pesantren itu diikuti oleh 550 Pondok Pesantren se-Jawa Timur dan telah menghasilkan lebih dari 550 produk serta berbagai inovasi,” kata Ghofirin.
Kepada Wapres, Ghofirin berharap dukungan pada OPOP Akademi. “Mohon izin Bapak Wakil Presiden, saat ini salah satu kendala dalam pemberdayaan ekonomi Pondok Pesantren adalah tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang ahli di bidang entrepreneur, karenanya kami mohon berkenan Bapak Wakil Presiden memberikan izin, sekaligus beasiswa bagi santri yang diutus kyai untuk belajar wirausaha di OPOP Akademi. InSya-Allah para Santri peserta OPOP Akademi akan diwajibkan kembali ke Pesantren untuk mengembangkan potensi usaha di Pondok Pesantren,” ungkap Ghofirin.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur, Hj Khofifah Indar Parawansa, yang mendampingi Wakil Presiden juga menyampaikan potensi ekspor dari barang limbah yang diinisiasi kalangan pesantren.
“Ada satu pesantren di Nganjuk pak Wapres, PP Modern Sumber Daya Attaqwa (Pomosda) yang memanfaatkan limbah jagung yaitu bonggol jagung untuk komoditas ekspor ke Jepang. Hingga saat ini baru mampu memenuhi 20 persen dari permintaan. Ada juga daun talas kering, diekspor ke Australia, saat ini baru mampu memenuhi 10 persen dari permintaan. Artinya apa? Peluang masih sangat terbuka lebar,” ujar Khofifah.
Saat itu, Sekretaris OPOP Jatim pun menambahkan bahwa ada satu pesantren di Bojonegoro, yakni Pondok Pesantren Roudlotult Tholibin yang memanfaatkan limbah batang pisang untuk olahan makanan dan kerajinan. Wapres bangga para santri mampu mengelola limbah menjadi rupiah. “Ini batang pisang ya? Kok bisa jadi makanan? Bagus sekali kreatifitas dan inovasinya,” ucap Wapres.
Pada Kamis (30/9), Wakil Presiden melaksanakan Rapat Koordinasi dengan Gubernur Jawa Timur dan lima Kabupaten prioritas pengentasan kemiskinan, kemudian dilanjutkan dengan peninjauan stand pemerdayaan masyarakat yang dilakukan oleh tim OPOP Jawa Timur dan lima Kabupaten, yakni Bojonegoro, Lamongan, Probolinggo, Bangkalan dan Sumenep.
Sumber : jatimprov.go.id
Komentar