Herzaky Mahendra Putra selaku Kepala Bakomstra DPP Partai Demokrat, mengatakan, Demokrat kubu Moeldoko sudah terpecah. Menurutnya, para pentolan kubu Moeldoko dari Max Sopacua hingga Nazaruddin sudah memilih mundur.
Herzaky sudah memberikan dua opsi kepada Moeldoko. Opsi pertama, menghentikan langkahnya untuk mengambil alih Demokrat. Kemudian opsi yang kedua, mengakui kesalahan yang dilakukannya dan meminta maaf kepada seluruh kader Demokrat.
“Kami yakin, masih ada ruang perbaikan bagi siapapun manusia di muka bumi ini yang telah berbuat khilaf atau salah,” kata Herzaky dalam keterangannya, Senin (4/10/2021).
“Bukan kah saat ini Tim KSP Moeldoko pun sudah cerai-berai. Max Sopacua mundur
teratur. Cornel Simbolon mundur. Nazarudin pun sebagai salah satu investor keluar dari
koalisi,” ungkapnya.
Herzaky menyampaikan, mereka yang disebut mundur itu lantaran kecewa dengan Kuasa Hukum Demokrat kubu Moeldoko Rusdiansyah yang diduga telah melakukan pemalsuan tanda tangan dalam menggugat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di pengadilan.
“Kader tersebut sekarang sudah melaporkan Rusdiansyah ke Polisi pada tanggal 18 April 2021. Kami meminta agar pihak Polda Metro Jaya memprosesnya segera. Posisi Nazarudin digantikan oleh Muhamad Azhari, mantan kader yang sudah menjadi anggota partai lain. Keuangan tim pun sudah seret,” tuturnya.
Lebih lanjut, Herzaky mengatakan, jika Moeldoko tetap bersikeras terhadap ambisinya, maka bukan tidak mungkin ia akan kehilangan kehormatan dan materi.
“Bukan saja kehormatan pribadi, tetapi juga kehormatan keluarganya. Kami yakin, insyaallah, bersama Tuhan dan dukungan rakyat Indonesia, kami dapat memenangkan proses hukum ini,” imbuh Herzaky.